Pergerakan Tanah di Singajaya, Garut Meluas

"Puluhan Rumah Rusak, Warga Mengungsi"

BERITA

admin@garutselatan.com dari berbagai sumber

4/9/20251 min read

Garut, 9 April 2025 – Fenomena tanah bergerak kembali terjadi di wilayah selatan Kabupaten Garut. Kali ini, bencana geologis tersebut melanda Kampung Sawahjoho, Desa Singajaya, Kecamatan Singajaya. Pergerakan tanah yang terjadi sejak awal April 2025 itu telah menyebabkan kerusakan signifikan terhadap puluhan rumah warga dan infrastruktur umum, serta memaksa puluhan keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat setidaknya 49 kepala keluarga (KK) terdampak oleh kejadian ini. Dari jumlah tersebut, 20 rumah mengalami kerusakan berat hingga tidak dapat dihuni, sementara 29 rumah lainnya terancam akibat retakan tanah yang terus meluas.

“Kami sudah lakukan asesmen di lapangan dan saat ini tengah mengoordinasikan langkah-langkah penanganan, termasuk penyediaan tempat pengungsian dan bantuan logistik,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Garut, Asep Suparman, dalam keterangannya kepada media.

Aktivitas Retakan Masih Aktif

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kondisi geologi wilayah Singajaya memang tergolong labil, terutama pada musim hujan yang mempercepat peresapan air ke dalam tanah. Hal ini memicu pelunakan lapisan tanah yang berada di atas lereng, sehingga mudah mengalami pergerakan.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan setempat telah melakukan monitoring secara berkala. Retakan baru terus muncul, terutama setelah hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir. Warga pun diminta meningkatkan kewaspadaan dan tidak menempati rumah yang telah mengalami kerusakan struktur.

Warga Diungsikan

Sebagian besar warga yang terdampak kini mengungsi ke tempat aman yang telah disiapkan oleh pemerintah desa dan kecamatan, termasuk aula desa, tenda darurat, serta rumah kerabat yang tidak terdampak. Bantuan logistik seperti makanan, air bersih, serta kebutuhan dasar lainnya telah mulai disalurkan.

“Saya dan keluarga tidak berani tinggal di rumah lagi. Lantai sudah miring dan dinding mulai retak,” tutur Tati (42), salah satu warga terdampak. Ia berharap pemerintah segera memberikan solusi jangka panjang agar mereka bisa kembali hidup dengan tenang.

Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

Pemerintah Kabupaten Garut melalui BPBD dan Dinas Sosial telah mengirimkan tim asesmen untuk mengevaluasi kemungkinan relokasi warga jika kondisi terus memburuk. Selain itu, pemerintah juga berencana memasang alat pemantau gerakan tanah guna mendeteksi aktivitas geologi lebih dini di kawasan rawan bencana tersebut.

Camat Singajaya,  mengungkapkan bahwa wilayahnya memang memiliki sejumlah titik rawan pergerakan tanah. “Kami sudah menyusun peta rawan dan akan memperkuat edukasi kepada warga agar lebih siap dalam menghadapi bencana,” katanya.