PASIR LANGIT

Bumi Perkemahan Pasir Langit Pameungpeuk

WISATALOKAL

Repalapa

6/20/20253 min read

Bumi Perkemahan Pasir Langit Desa Pameungpeuk

Pameungpeuk merupakan salah satu dari 8 desa yang berada di wilayah Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.

Desa Pameungpeuk menjadi etalase tersendiri di wilayah Pameungpeuk karena berada di pusat kota dengan kemudahan akses transportasi.

Secara geografis Desa Pameungpeuk memiliki kontur wilayah yang unik karena terdapat area datar untuk wilayah pemukiman dan juga memiliki area perbukitan yg mengelilingi wilayah tersebut, di wilayah selatan terdapat bukit alami yang menjadi penghadang angin dari laut dan di wilayah utara terdapat perbukitan yang masih hijau alami.

Dengan melihat potensi wilayah yang unik, maka Desa Pameungpeuk bisa dikembangkan menjadi Desa Wisata terutama wisata yang berbasis alam.

Menyadari akan potensi tersebut sejak 2015 Relawan Pecinta Alam Pameungpeuk (REPALAPA) merekomendasikan kepada kepala Desa Pameungpeuk untuk mengembangkan potensi wisata tersebut yang tentunya dengan memanfaatkan kealamiannya dengan tidak merubah fungsi dari kawasan tersebut, serta mengelola dengan kearifan lokal dan kemandirian masyarakat sendiri.

Ada beberapa potensi kawasan yang direkomendasikan oleh REPALAPA yaitu ;

1. Wisata Air Cikaracak

Terletak di Kp. Jati RW 16 Desa Pameungpeuk, yaitu memanfaatkan aliran sungai Cipalebuh menjadi wisata rakyat yang murah namun dengan tujuan agar aliran sungai dan irigasi dijaga serta di rawat karena masyarakat sadar bahwa untuk menjadi tempat wisata maka harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

2. Teras Cipalebuh

Terletak di Kp. Kaum Lebak RW 7 Desa Pameungpeuk. Tempat ini REPALAPA rekomendasikan sebagai ruang publik agar masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tidak berani untuk membuang sampah ke sungai atau merusak ekosistem sungai Cipalebuh.

3. Bumi Perkemahan Pasir Langit

Kawasan perbukitan yang berada di Kp. Tanjungsari RW 14 Desa Pameungpeuk. Kawasan ini merupakan tanah milik negara dengan luas +-26 Ha, yang dimana sejak dulu kawasan perbukitan ini adalah kawasan hijau dengan tanaman keras guna menghindari longsor dan sebagai cadangan air disaat kemarau.

Kawasan perbukitan ini sejak dulu dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat mengambala ternak mereka. Dimana masyarakat lebih mengenal kawasan ini sebagai Pasir Pangangonan.


Namun seiring waktu beberapa area berubah fungsi menjadi area kebun warga. Maka untuk menjaga keasrian dan fungsi kawasan tersebut REPALAPA merekomendasikan agar tempat tersebut dijadikan area Bumi Perkemahan yang tentunya di kelola dengan konsep yang matang serta agar tempat tersebut menjadi prioritas penghijauan/reboisasi.

Sejak 2019 konsep penataan kawasan perbukitan tersebut sudah dilakukan oleh REPALAPA bersama Desa Pameungpeuk. Namun karena adanya covid 19 dan bencana banjir tahun 2020 dan 2022, penataan kawasan tersebut belum maksimal dilakukan.

Maka pada awal tahun 2025 ini mulai ditata kembali dengan konsep yang lebih matang.

Akhirnya Pasir Pangangonan ini berdasarkan kesepakatan diberi nama PASIR LANGIT. Mengapa dinamakan Pasir Langit karena dari atas bukit ini kita bisa melihat seluas 180° wilayah Kecamatan Cibalong di sebelah timur, Kecamatan Pameungpeuk di tengah dan Kecamatan Cikelet di Barat. Kemudian dari atas bukit Pasir Langit ini kita bisa melihat bentang laut selatan sebagai bagian dari Samudera Hindia.

Keunikan lain dari Pasir Langit ini, kita bisa menyaksikan keindahan Sunrise, Sunset, cahaya lampu kota di malam hari dan jika beruntung cahaya bulan purnama yang memantul diatas permukaan laut, deretan perahu nelayan yang sedang menangkap ikan di malam hari.

Saat ini Penataan Kawasan Wisata Pasir Langit masih terus dilakukan dengan melibatkan dinas terkait, akademi, aktivis lingkungan dan masyarakat setempat. Untuk akses jalan sementara ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan itupun hanya sampai di ujung perkampungan, kemudian kita harus berjalan kaki dengan meniti anak tangga sejauh 300 meter. Kedepan kawasan ini akan dikembangkan untuk wisata, bumi perkemahan, konservasi dan penelitian.

Harapan kami dari REPALAPA dengan adanya pembukaan wisata berbasis alam ini agar masyarakat menyadari betapa pentingnya bahwa jika alam kita jaga maka alam akan memberikan manfaat.